Apakah Taha dan Yasin nama Rasulullah
Jurnalmuslim.com - Telah sangat popular di kalangan banyak dari kaum muslimin bahwa Thoha dan Yasin adalah diantara nama Nabi kita Muhammad . Sebabnya karena mereka menyangka dua nama itu datang dalam Al Quran, dalam firman Allah,
طه مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى
“Thaaha. Tidaklah kami menurunkan kepadamu Al Quran agar kamu sengsara.”
Juga firman Allah,
يس وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ
“Yaasiin. Dan demi Al Quran al Hakim. Sesungguhnya engkau termasuk rasul-rasul yang diutus.”
Mereka meyakini dengan susunan ayat ini bahwa keduanya adalah diantara nama Nabi kita Muhammad. Kemudian hal itu datang dalam syair sebagian para penyair dan sebagian orang bernama dengan kedua nama itu.Yang benar, yang dirajihkan orang jamaah dari ulama muhaqqiq ahli tafsir bahwa Thoha dan Yasin adalah termasuk huruf muqaththa’ah (yang terputus) yang ada di awal-awal surat seperti الم، كهيعص، طسم، حم، ق dan berlaku padanya makna yang diperselisihkan para ulama dalam masalah huruf muqaththa’ah. Dalil yang paling jelas atas hal ini bahwa kedua kata ini ditulis dalam mushaf dengan طه، يس akan tetapi dalam pelafalannya seperti huruf-huruf muqaththa’ah yang lain, طاها، ياسين
Sebagian ahli tafsir menyebutkan beberapa pendapat-pendapat yang lain bahwa keduanya termasuk nama Nabi. Akan tetapi itu adalah pendapat yang sangat lemah. Tidak ada hadits yang valid dari Nabi dan para sahabat bahwa itu adalah diantara nama Nabi .
Adapun nama-nama Nabi telah valid, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi , yaitu :
· Muhmmad, Ahmad, Al Muqaffa (sama dengan nama Al Aqib, penutup), Al Hasyir, Nabiyyut-Taubah dan Nabiyyur-Rahmah, sebagaimana dalam hadits:
و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَمِّي لَنَا نَفْسَهُ أَسْمَاءً فَقَالَ أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَحْمَدُ وَالْمُقَفِّي وَالْحَاشِرُ وَنَبِيُّ التَّوْبَةِ وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ
“Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Handzali; Telah mengabarkan kepada kami Jarir dari Al A'masy dari 'Amru bin Murrah dari Abu 'Ubaidah dari Abu Musa Al Asy'ari dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan beberapa nama kepada kami yang merupakan nama beliau pribadi, sabdanya: "Aku bernama Muhammad, Ahmad, Al Muqaffa (sama dengan nama Al Aqib, penutup), Al Hasyir, Nabiyyut-Taubah dan Nabiyyur-Rahmah." (HR. Muslim, dalam Kitab : Keutamaan, Bab : Nama-nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, No. Hadist : 4344)
· Al-Mahi (yang maksudnya menghapus kekufuran), Al-Khatim (yang maksudnya nabi penutup atau yang terakhir), dan Al-'Aqib (yang maksudnya yang setelahnya tidak ada nabi lagi).
قَالَ حَدَّثَنَا حَسَنٌ وَعَفَّانُ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي وَحْشِيَّةَ وَقَالَ أَحَدُهُمَا جَعْفَرُ بْنُ إِيَاسٍ عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَحْمَدُ وَالْحَاشِرُ وَالْمَاحِي وَالْخَاتِمُ وَالْعَاقِبُ
(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami Hasan dan 'Affan dari Hammad bin Salamah dari Ja'far bin Abu Wahsyiyyah dan salah satunya berkata; Ja'far bin Iyash dari Nafi' bin Jubair bin Muth'im dari Bapaknya berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Saya adalah Muhammad, Ahmad, Al hasyir yang maksudnya orang-orang berkumpul di belakangku yaitu mereka yang menguikuti agamaku, Al mahi yang maksudnya menghapus kekufuran, Al khatim yang maksudnya nabi penutup atau yang terakhir, dan Al 'aqib yang maksudnya yang setelahnya tidak ada nabi lagi." (HR. Ahmad, dalam Kitab : Musnad penduduk Madinah, Bab : Hadits Jubair bin Muth'im Radliyallahu ta'ala 'anhu, No. Hadist : 16148)
· Nabiyyul Malhamah
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْمَسْعُودِيِّ وَيَزِيدُ قَالَ أَنْبَأَنَا الْمَسْعُودِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ سَمَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفْسَهُ أَسْمَاءً مِنْهَا مَا حَفِظْنَا فَقَالَ أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَحْمَدُ وَالْمُقَفِّي وَالْحَاشِرُ وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ قَالَ يَزِيدُ وَنَبِيُّ التَّوْبَةِ وَنَبِيُّ الْمَلْحَمَةِ
"Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Al Mas'udi dan Yazid ia berkata, telah memberitakan kepada kami Al Mas'udi dari Amru bin Murrah dari Abu Ubaidah dari Abu Musa Al Asy'ari ia berkata; Rasulullah memberitahu kami nama-nama beliau dengan beberapa nama, diantaranya yang kami hafal, beliau bersabda: "Aku adalah Muhammad, Ahmad, Al Muqaffi, Al Haasyir, dan Nabiyyurrahmah." Yazid berkata; "Nabiyyut Taubah dan Nabiyyul Malhamah." (HR. Ahmad, dalam Kitab : Musnad penduduk Kufa, Bab : Hadits Abu Musa Al Asy'ari , No. Hadist : 18704)
· Nabiyul Malahim (Nabi Peperangan)
حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قَالَ حُذَيْفَةُ بَيْنَمَا أَنَا أَمْشِي فِي طَرِيقِ الْمَدِينَةِ قَالَ إِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِي فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ وَنَبِيُّ التَّوْبَةِ وَالْحَاشِرُ وَالْمُقَفَّى وَنَبِيُّ الْمَلَاحِمِ
"Telah menceritakan kepada kami Aswad bin 'Amir telah bercerita kepada kami Abu Bakr dari 'Ashim dari Abu Wa`il berkata; Berkata Hudzaifah bin Al Yaman: Saat aku berjalan dijalan Madinah, ternyata Rasulullah tengah berjalan, aku mendengar beliau bersabda: "Aku Muhammad, aku Ahmad, nabi rahmat, nabi taubat, Nabi yang mengumpulkan seluruh manusia, penghujung nabi dan nabi peperangan." (HR. Ahmad, dalam Kitab : Sisa musnad sahabat Anshar, Bab : Hadits Hudzaifah bin Yaman dari Nabi , No. Hadist : 22348)
Itulah nama-nama Nabi yang shahih sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah sendiri dalam hadits-haditsnya yang shahih.
Akan tetapi Sebagian orang sampai berlebih-lebihan dalam hal ini. Hingga semua sifat yang dengannya Nabi disifati dijadikan nama. Mereka menyebutkannya dari riwayat-riwayat yang munkar dan batil yang banyak. Sebagian mereka menyebutkan ada lima ratus nama.
Intinya, tidak benar penamaan Nabi kita Muhammad dengan Thoha dan Yasin. Diantara yang menyebutkan hal ini adalah Ibnul Qayyim dalam “Tuhfatul Wadud” hal. 127, ia berkata, “Adapun yang dikatakan oleh orang-orang awam bahwa Yasin dan Thoha termasuk nama Nabi, maka ini tidak benar. Tidak ada hadis yang shahih, hasan dan juga mursal tentangnnya. Tidak juga terdapat dalam atsar sahabat. Dua kalimat ini hanyalah termasuk huruf muqaththa’ah seperti alif lam mim, alif lam ra dan yang lainnya.”
Ibnul Qoyim juga menyatakan yang seperti itu dalam “As Shawaa’iq Al Mursalah” (2/694), “At’Tibyan fii Aqsaam Al Quran” hal. 271[1]. Hal ini juga dikatakan oleh Ibnu ‘Aasyur, As Si’dy, Asy Syanqithy dalam tafsir mereka dan para ulama yang lainnya.
Benarkah Habibullah Gelar Rasulullah?
Nabi , tidak diragukan lagi adalah habibullah, beliau mencintai Allah dan dicintai Allah, tetapi ada sebutan lain yang lebih tinggi dari itu yaitu khalilullah. Rasulullah adalah khalilullah, seperti yang beliau sabdakan,
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ الضَّحَّاكِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا.........
“Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab bin Adl Dlahhak berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy dari Shafwan bin 'Amru dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari Katsir bin Murrah Al Hadlrami dari Abdullah bin 'Amru ia berkata; Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah menjadikan diriku sebagai kekasih-Nya sebagaimana Ia menjadikan Ibrahim kekasih………….."[2]
Telah tetap bagi Rasulullah , bahwa baginya derajat kecintaan yang paling tinggi, yaitu khullah, sebagaimana hadits di atas. Beliau adalah kecintaan Rabbul ‘Alamin, bahkan beliau adalah al-khullah yang derajatnya lebih tinggi dari pada habiib.
Jika ada yang mengatakan al-khullah itu untuk nabi Ibrahim, sedangkan habib untuk nabi Muhammad, maka perkataan yang mengkhususkan seperti ini adalah batil, karena al-khullah itu khusus untuk mereka berdua sedangkan al-mahabbah untuk umum.[3]
Ayat yang menarangkan kekhususan al-khullah adalah :
وَاتَّخَذَ اللّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً
“Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (an-Nisa’ : 125)
وَإِن كَادُواْ لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذاً لاَّتَّخَذُوكَ خَلِيلاً
“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.” (al-Isra’ : 73)
Kemudian ayat yang menunjukan keumuman al-mahabah adalah :
فَإِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
“Maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (Ali-Imran : 76)
وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali-Imran : 134)
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Ali-Imran : 159)
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Al-Baqarah:222).
Maka dari itu, siapa yang menyifatinya dengan habib saja, maka dia telah menurunkan beliau dari martabatnya, karena sifat khalil lebih mulia dan lebih tinggi dari habib. Setiap mukmin adalah kekasih Allah (habibullah), tetapi Rasulullah berada pada martabat yang lebih tinggi dari itu, yaitu khalil, karena Allah telah menjadikannya sebagai khalil (kekasih) seperti Ibrahim. Maka dari itu kami katakan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, karena kata khalil mengandung di dalamnya kata habib, dan khalil puncak dari mahabbah.[4]
[1] Muhamamd bin Abi Bakar Ayub az-Zar'i Abu Abdillah, at-Tibyan Fii Aqsamil Qur'an (Ibnu Qoyim al-Jauziyah), Darul Fikr, Juz 1 hal 267. (Software Maktabah Syamilah)
[2] HR. Ibnu Majah, dalam Kitab : Mukadimah, Bab : Keutamaan Al Abbas bin Abdul Muthallib , No. Hadist : 138. Dalam kitab Zawaid disebutkan isnad hadits ini dhoif , karena ada 'Abdul Wahab. Imam Abu Dawud berkata : Haditsnya dho'if, Syaikh al-Albani berkata hadits ini maudhu'.
Tetapi dalam riwayat Ibnu Hiban dalam shahihnya, bab : Min Shifati SAW , juz : 14, hal : 334. no : 6425. disebutkan hadits yang menjelaskan bahwa “Sesungguhnya Allah menjadikan diriku sebagai kekasih-Nya sebagaimana Ia menjadikan Ibrahim kekasih” adalah shahih.
[3] ‘Ali bin ‘Ali bin Muhammad bin Abi al-‘Iz ad-Dimsyaqi, Syarh al-Aqidah ath-Thahaqiyah, Beirut Lebanon, Muasasah ar-Risalah, Cet 13, Thn 1421 H./ 2000 M. Juz : I, hal : 164-165.
[4] Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji (Fatawa Arkanul islam), Darul Falah, 2007.
(nisyi/jurnalmuslim.com)
Senin, 29 Juni 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar